"....Karena para Permias junior tadi latihan Saman (dan para Permias senior ngurusin hantu lt.2 Alden??) maka Permias Junor yang mengikuti rangkaian kegiatan hari ini. FYI, tadi orang-orang OPIE yang ngurusin itu adalah Lindsay, Heather, dan Emily.
Tadi sih masih keliatan yang muka-muka jetlag, tapi yang bikin malu sebenernya ada beberapa yang telat bangun dan gak diingetin oleh temen-temannya. Karena itu kita nunggu dua kali: di depan Scott Quad dan di depan Bromley, bersama para pengurus OPIE! Jadi aku terpaksa menghimbau tadi untuk jangan bikin malu nama Indonesia, dan agar saling mengingatkan/ membangunkan.
Masalah kedua yang muncul tadi adalah mereka pada semangat 4000 utk menelfon keluarganya masing2, dan akhirnya nyadar bahwa setiap kali kirim SMS ke Indonesia biayanya juga Rp.4000 atas pulsa mereka! So I told them kalo udah di sini jangan foya2 menelfon dan SMS. Aku saranin utk manfaatin "teknologi Singgih" di sini berupa internet gratis (yg juga ada di undergrad dorms katanya), jadi pake YM atau Skype.
Tapi teuteup mereka bersikeukeuh utk "nelfon pake kartu internasional aja deh!" Waktu di Walmart aku sodorin yang $10 (150minutes within the US), tapi mereka takut kalo $10 itu nanti cuma dapet kurang dari 100 menit (ya iyalaaah, kata gue). Bahkan ada yang polosiwati (padahal cowok): "emang biayanya lebih mahal ya kalo nelfon ke Indonesia?" Aku serasa mau pingsan, tapi akhirnya aku mengingatkan dengan halus bahwa sekarang kita "half way around the world", dan "sekarang loe tau biaya telfon di Indonesia murah... Rp.0.0000000001/ detik." Eh, itu mah iklan XL ya?
[FYI mereka berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Papua dan Aceh. In other words, their familiarity to technology/instant messaging/Skype may differ a lot. Their larger group disebar ke 7 kampus di AS, tapi aku bilang mereka beruntung ke OU yang kampusnya cantik, segalanya serba dekat, dan relatif aman]
Selanjutnya utk mencari solusi, I brought them to the prepaid cards yang udah dapet telfon gratis, tapi mereka mintanya yang GMS card doank. Aku bilang nggak ada, dan aku tambahin: "kalo org2 Indonesia yang udah 2 tahun di sini aja pake telfon+kartu beginian, pasti ada artinya khan?". And after all that... mereka malah pulang tangan hampa! Sampe si Heather guru OPIE juga heran, waktu di mobil on the way home dia liat gak satupun yang beli intl calling card maupun prepaid card.
Bersama ini aku ajak teman2 utk membantu mereka dlm berbagai hal, terutama utk yang telat melulu (ada 2 yg disinyalir lelet kronis) dan utk solusi mereka melepas kangen sama Tanah Air. Emang sih baru beberapa hari yang lalu mereka masih di Indonesia, tapi Senin udah placement tes TOEFL dan Selasa udah kuliah. Seharusnya udah gak ada lagi tuh pikiran terpecah, apalagi yang rekanannya State Dept itu (Rebecca, seniornya si Oni temennya Farid dkk) yang ngingetin bahwa setiap nilai dan tingkat kehadiran mereka akan dilaporkan ke Washington DC karena mereka dibayarin oleh "American taxpayers' money". Nah lho...!”
1 comment:
Hebat sekali.... Jadi tambah rame nih Athens.
- Rudi
Post a Comment