Saturday, December 22, 2007

Gugun Ulang Tahun: Amira Jadi Bintangnya

Foto: Sedianya, Amira adalah penerima pertama kue ultah

Dilaporkan oleh Muhammad Chozin
Athens, 20 Desember 2007, Gugun Gunardi, salah seorang warga baru Permias merayakan ulang tahunnya yang ke-27. Acara tersebut di ramaikan dengan makan-makan bersama di apartemen University Commons, tepatnya di rumah nomor 1704.

Hampir seluruh warga Permias menyempatkan hadir dalam acara tersebut, termasuk mahasiswa dari beberapa Negara lain. Termasuk dalam daftar tamu yang hadir adalah si lincah, Amira Savitri (7). Tak ayal lagi, putri bungsu keluarga Adrian-Tiwi tersebut malah menjadi bintang acara. Gayanya yang khas sebagai “anak Amerika” disertai kelincahan dan kelucuannya menjadikan hiburan tersendiri bagi tamu yang hadir malam itu.

Selesai pemotongan kue ulang tahun, acara dilanjutkan dengan menonton bersama program discovery channel yang malam itu menampilkan tayangan khusus yaitu “the Last Standing Man”. Mengapa khusus? Karena tayangan itu menampilkan perjalanan para jago-jago tarung Amerika yang berguru ke Jawa Barat untuk belajar ilmu pencak silat dan sabung dengan pendekar lokal di sana.

Foto-foto acara bisa dibuka di: http://www.flickr.com/photos/adrians/2129027992/in/photostream/

Thursday, December 20, 2007

Kisah Liburan Winter Break ala Nelly

“On Nov 22, 2007, as the Americans were so busy preparing for the big thanksgiving dinner, I flew to Amsterdam, NL from Columbus”, begitulah kalimat yang ditulis oleh seorang warga permias, Nelly, dalam blog multiplynya. Liburan winter break ini, Nelly menyempatkan diri untuk bisa jalan-jalan ke Eropa, menikmati keindahan negeri Belanda berrsama suami tercintanya. Sementara Eka pergi memilih ke Washington DC menjenguk kekasih hatinya. Sedangkan sebagain besar warga permias yang lain memilih untuk tetap setia tinggal di Athens mungil ini. Ditengah sepinya kota Athens karena ditinggal para mahasiswa liburan, para warga permias menghibur diri dengan berbagai acara ulang tahun, potluck, olahraga, nonton film bersama, dsb.

Omong-omong kegiatan liburan, Nelly banyak menuturkan pengalaman-pengalaman perjalanannya di kota Eindhoven, Belanda. Menurutnya, pelajaran berharga yang ia peroleh dari sana adalah keramahan kota tersebut pada lingkungan. Pengguna sepeda mendapatkan tempat khusus di kota tersebut. Disamping itu, pelayan publik yang lain seperti ticketing system, bus kota, dan taman kota tersedia dengan sempurnanya. Ringkasnya, bagi Nelly, selain Eindhoven menjadi kota yang akan ia kenang karena keindahannya, kota tersebut juga akan dikenang karena ketertibannya. Jika ingin baca lengkap penuturan kisah perjalan liburan Nelly, silahkan buka blog berikut ini: http://nellylesky.multiply.com/

Suasan Iedul Kurban di Athens

by Muhammad Chozin

Athens, 19 Desember 2007
Apa yang dilakukan para mahasiswa Indonesia di AS saat lebaran kurban? Tentu jawabannya bukan menyembelih kurban. Di Athens, meskipun hari raya kurban, tak ada kambing atau sapi yang disembelih. Selain karena memang dilarang menyembelih hewan di tempat publik, binatang yang akan disembelih juga tidak ada. Kegiatan lebaran kurban kali ini paling sekedar datang ke masjid (Islamic Center) untuk sholat ied, habis itu pulang ke apartemen masing-masing.

Beruntunglah, seperti pada lebaran iedul fitri, keluarga Pak Yojo mengundang semua warga permias untuk makan-makan di rumahnya. Meski tanpa daging kambing atau sapi, acara makan-makan setidaknya mengobati rasa kangen akan Indonesia. Santapan opor ayam dengan ketupat menjadi pengganti suasana ied ala negeri sendiri

Foto-foto iedul adha

Sunday, December 16, 2007

Kunjungan Atdikbud ke Athens

Reported by: -FK-

Rabu, 12 Desember 2007, PERMIAS-Athens kedatangan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) dari KBRI Washington DC. Tepatnya ada 3 orang yg berkunjung, Bapak Haris Iskandar, Ibu Enda, dan Bapak Made.

Kunjungan bersifat silaturahmi sambil menanyakan bagaimana progress yang sudah dilakukan oleh para penerima Beasiswa dari Atdikbud.. Selain itu, bagi warga PERMIAS, kunjungan silaturahmi ini juga merupakan ajang perbaikan gizi.. pasalnya selesai bertemu dengan pimpinan Universitas, seluruh warga PERMIAS diajak untuk makan malam di China Fortune, the finest Chinese Restorant at Athens, dengan menu utama bebek goreng..

Kedatangan rombongan permias ini juga membuat pemilik China Fortune bergembira. Disaat bisnis sedang sepi gara-gara mahasiswa OU pergi dari Athens dalam rangka liburan winter break, ternyata masih ada rombongan mahasiswa Indonesia yang datang dan menghabiskan hidangan-hidangan dengan lahapnya.. Saking gembiranya, selesai makan, pemilik China fortune menyediakan special dessert buat warga PERMIAS..

Foto-foto pertemuan ini bisa dilihat di: Dinner Pictures

Wednesday, December 12, 2007

Anggota Permias Menikah: Lina Himawan dan Airlangga

Dari kiri: Maru, Winna, Eski, Anis, LINA & ANGGA, Erda, Elis, Daniel

Berdasarkan info dari Winn@ (Ohio ‘06)

Surakarta, 8 Desember 2007

Setelah lama hidup menyendiri di bumi Amerika, akhirnya sdri. Lina Kurniasih Himawan, atau lebih akrab dipanggil Mbak Lina resmi melepas masa lajangnya dipangkuan seorang pangeran bernama Airlangga Dermawan (Angga). Demi mengemban misi tersebut, jauh-jauh hari, tepatnya November lalu Mbak Lina secara khusus terbang dari Ohio, AS menuju ke Solo, Indonesia.

Acara pemberkatan dan peneguhan pernikahan berlangsung secara khidmat pada hari Sabtu, 8/12/2006 pukul 16.00 di GKI Sangkrah, Solo. Selanjutnya, acara perjamuan dilangsungkan di restaurant Orient pada pukul 19.00 WIB dengan sajian menu pembuka bebek panggang (wuih lezaatnya!). Beberapa alumni PERMIAS Athens secara khusus turut datang memeriahkan acara tersebut, diantaranya: Pdt. Daniel Harahap (Jakarta), Eski (Jakarta), Erda (Banjarmasin), Anis S (Semarang), Elis Anis (Yogyakarta) serta Winna dan Maru ‘n partner dari Bandung. Lebih seru lagi, mereka bahkan sempat secara khusus menyumbangkan lagu untuk mempelai berdua di hadapan hadirin.

Bagi alumni PERMIAS Athens, acara tersebut juga menjadi ajang reuni. Mereka yang kini tinggal di kota-kota berbeda bisa berkumpul lagi sambil mengenai masa-masa indah saat aktif di PERMIAS Athens, Ohio. Kita tunggu undangan pernikahan selanjutnya yang menurut desas-desus bakalan disebar dari kota Semarang (^-^).

Foto-fot acara: Pernikahan Lina

Monday, December 10, 2007

Happy Birthday: Sandra Nahdar

Athens, 9 Desember 2007
Bertempat di apartemen Commons, wakil presiden Permias, Sandra Nahdar, merayakan hari ulang tahunnya yang ke-31. Acara khusus ini diramaikan oleh kedatangan hampir seluruh mahasiswa Indonesia dan juga beberapa mahasiswa dari beberapa negara seperti Afganistan dan Timor-Timur.

Acara di mulai dengan pemotongan kue ulang tahun dan dilanjutkan dengan nonton bersama film berjudul "Blood Diamond". Tuan rumah: Tiwi, Tsuy, dan Citra, secara khusus membuat sup udang yang rasanya luezaat sekali. Sementara menu dinnernya bukan lagi nasi, akan tetapi pizza.

Foto-foto bisa dilihat di: Sandra's birthday

Thursday, November 29, 2007

Where Have All the Fish Gone? Notes on the struggle over livelihoods and the environment on an Indonesian atoll

In the last two decades, the practices of blast fishing and the use of potassium cyanide to harvest fish for commercial purposes has grown exponentially across island Southeast Asia. Such destructive fishing practices have severely impacted the sustainability of fisheries and the livelihoods of local fishers and their families.

On December 12, 4 pm, in the Marlboro College, Marlboro, Vermon, USA, the director of Southeast Asian Studies at Ohio University Gene Ammarell will talk focus on local responses to this problem. He has carried out ethnographic research on the Balobaloang Island in South Sulawesi, Indonesia, for 20 years. Not content with the role of “detached observer,” Ammarell recruited several graduate students to work with him to engage with local fishers and others to halt the destruction of the reef and fishery.

In this talk, he will describe local fishing practices, the apparently intractable nature of the problem of habitat destruction and loss of livelihood, and give a critical analysis of the ways in which he and his students have attempted to engage with villagers to combat the destruction of the local fishery.

Source: www.marlboro.edu

Wednesday, November 28, 2007

OHIO University Observasi Kerjasama Dengan UPI

Written by Yulie Feizal, dari PMTK DIKNAS RI


Bandung (11/11/2007), Dua orang Profesor dari OHIO University Amerika meluangkan waktu untuk melakukan observasi perkembangan pendidikan di Indonesia khususnya yang terkait dengan pendidikan bagi guru. Didampingi oleh Ibu Esti Dinar Napitupulu dan Bapak Gogot Suharwoto (Ditjen PMPTK), Prof. Josep Rota dan Prof Sandra Turner bersama Bapak Harris Iskandar (Atase Pendidikan dan Kebudayaan) Washington DC menemui Rektor Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung untuk melakukan pembicaraan awal guna menjalin kerjasama.

Diterima oleh Prof. Furqon, Ph. D (Direktur Pasca Sarjana UPI) dan Publik Relation UPI, Bapak Dadang di ruang kerjanya, membicarakan kemungkinan kolaborasi program master dan doktoral antara 2 universitas tersebut. Karena Ohio University sedang mencari Fakultas Ilmu Kependidikan dan Pusat-pusat Pelatihan Guru untuk mengembangkan program seperti kursus-kursus dengan melakukan kombinasi-kombinasi tatap muka sehingga mahasiswa tidak harus terbang ke Amerika. Bisa saja pada liburan musim panas para Profesor akan hadir melakukan tatap muka di Indonesia, khususnya bagi guru-guru SD agar tidak meninggalkan tugasnya.

Program lain yang dibicarakan adalah Pertukaran Tenaga Kependidikan dari OHIO University dengan Universitas Kependidikan di Indoensia (UPI). Para tenaga pengajar ini akan berpartner untuk mengembangkan strategi mengajar bersama dengan demikian akan ada pertukaran bahasa dan budaya antar keduanya yang akan memperkaya nilai pendidikan itu sendiri. Untuk itu memang dibutuhkan pusat-pusat pelatihan yang mau bekerjasama dengan OHIO University.

Sebagai salah satu perguruan tinggi ilmu kependidikan di Indonesia, UPI diharapkan dapat melakukan kerjasama bersama dengan LPTK – LPTK yang lain di Indoensia untuk segera melakukan kolaborasi program dengan OHIO University, dengan demikian para guru dapat menggunakan fasilitas tersebut untuk meningkatkan kompetensinya sesuai dengan aktifitas guru. (Penulis : Yulie Feizal/Setditjen)

Sumber: http://www.pmptk.net/index.php?option=com_content&task=view&id=360&Itemid=1

Sunday, November 25, 2007

Black Friday 2007: Warga Indonesia Sabet Habis Laptop di Staples

Reporter: Gugun Gunardy

"No pain no gain", artinya kalau mau dapet barang murah harus ikut Black Friday... :). Di AS, Black Friday adalah sebuah tradisi di mana toko-toko melakukan diskon besar-besaran pada Jum’at pertama setelah perayaan Thanksgiving, jatuh pada tanggal 22 November.
Seperti tradisi tahun-tahun sebelumnya, komunitas Indonesia di Athens berjaya "menaklukkan" dan meramaikan kembali Black Friday tahun ini. Kali ini sebelas laptop berhasil di sabet oleh tim Indonesia. Sebagai koordinator, Mas Adrian jauh-jauh hari sudah merencanakan strategi yang akan digunakan pada black friday tahun ini. Berikut ringkasan strateginya:

Sabtu, 17 November 2007

Mas Adrian mengundang teman-teman yang akan mengikuti black friday untuk mengadakan rapat koordinasi (rakor) di Front Room Baker Center. Rakor ini dihadiri oleh Sony, Chozin, Brian, Gugun, Dana, Ita, Tsuy, Niken, dan Ahlul. Dalam rakor ini Mas Adrian menjelaskan apa-apa saja yang harus dipersiapkan untuk mengikuti black friday dan barang-barang apa saja yang merupakan favorit dalam black friday. Dalam rakor diputuskan bahwa ada dua tempat yang menjadi target sasaran black friday, yaitu Circuit City di Parkersbrough dan Staples di Athens. Akhirnya diputuskan yang akan pergi ke Circuit City adalah Adrian, Sony, Mas Chozin, Gugun, dan Brian. Sedangkan lainnya akan pergi ke Staples.

Selasa, 20 November 2007

Tim Circuit City melakukan survey langsung ke lokasi, Circuit City, Parkersbrough. Sekaligus membeli perlengkapan perang, seperti kursi, thermal clothes, termos, jaket, dan hand warmer.

Kamis, 22 November 2007

Rencana awal berubah. Seluruh Tim yang terdiri atas Mas Adrian, Mas Chozin, Brian, Gugun, Tsuy, dan Ahlul, akhirnya menuju ke Staples, Athens. Pukul 08.00 pm, Tim berangkat menuju lokasi. Sampai lokasi sudah ada tiga orang teman Mas Adrian, yaitu, Calisa, Adel dan anaknya. Plus Bu Yojo dan Irham. Total Tim yang mencari laptop di Staples ada sebelas orang. Setelah mengatur formasi, maka dimulailah penantian dan "perjuangan" menunggu toko buka besok pagi. Pukul 11.30 pm, dua orang mulai datang menambah daftar antrian.

Jum'at, 23 November 2007,

01.00 am, jumlah antrian mencapai sekitar 15 orang. Beberapa orang datang dengan teman atau keluarganya, namun ada juga yang datang seorang diri. Sandra dan Fk datang menyusul Tim yang telah lebih dahulu tiba.

02.00 am, suhu bertambah dingin. Merurut ramalan cuaca suhu terendah pada malam itu mencapai -4 derajat Celcius. Beberapa orang mulai tertidur dan menutup seluruh tubuhnya.

04.30 am, pegawai Staples mulai berdatangan dan mulai membangkitkan semangat orang-orang yang mengantri. Tim memutuskan untuk merapikan seluruh peralatan perang dan bersiap-siap untuk "serangan utama".

05.00 am, pegawai Staples membagikan selebaran dan memberikan beberapa arahan dan pengumuman. Saat itu juga diumumkan bahwa untuk laptop (best deal) hanya tersedia 11 buah. Jumlah tersebut sangat tepet dengan jumlah Tim yang memang sengaja menunggu untuk memperoleh laptop (best deal). Beberapa orang tampak kecewa karena jumlah laptop murah yang ditawarkan sangat terbatas. Bahkan ada yang meninggalkan Staples. Akhirnya seluruh anggota Tim memutuskan untuk membeli barang yang diinginkannya. Mayoritas, anggota Tim membeli laptop (best deal) dan printer. Meskipun banyak juga yang membeli portable hard drive, GPS, speaker, memory, dan lain-lain. Jumlah pengantri saat itu mencapai sekitar 50 orang. Jumlah ini masih sangat sedikit jika dibandingkan jumlah di Circuit City yang menurut laporan Mas Rudi mencapai 200 orang.

06.00 am, Staples buka dan semua orang menuju petugas untuk meminta tiket yang sesuai dengan barang yang akan dibeli.

07.00 am, perjuangan telah selesai. Masing-masing anggota Tim sudah memperoleh barang-barang yang diinginkannya. Tim merasa sangat puas karena perjuangan selama satu malam melawan dingin, lapar, dan dahaga terbayar tuntas.
Intinya, black friday adalah pengalaman yang menurut Ahlul (peserta termuda) merupakan culture experience. Jika di Indonesia ada uji nyali, yaitu menguji keberanian seseorang untuk tinggal semalaman di tempat angker, di Amerika ada Black Friday untuk menguji keberanian seseorang untuk begadang semalaman untuk mendapatkan barang murah.


Link Foto-foto Black Friday: http://www.flickr.com/photos/

Thursday, November 15, 2007

Gay dan lesbian dalam pandangan Islam : sebuah pemaparan dari Farid Muttaqin, di Women Center

Reported by Nelly Martin

Jumat, 2 November 2007 di Baker Room 233, Farid Muttaqin, presiden PERMIAS, mempresetasikan makalahnya yang bertema “Observing the Islamic Theological Context: Contemporary Indonesian Muslim Feminist Agendas toward Recognition of Gay and Lesbian Rights”. Presentasi tersebut dilakukan memenuhi undangan dari Women Center di Ohio University.

Farid memaparkan bahwa seharusnya dilakukan pengkajian lebih jauh terhadap hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan gay dan lesbian. Menurut pendapatnya hukum dalam agama Islam cenderung bias gender. Memahami Alquran haruslah kontekstual sesuai dengan zamannya, Farid beragumen. Agama seharusnya memberikan pembebasan bagi ummatnya tanpa ada diskriminasi. Jika agama telah kehilangan fungsinya sebagai pembebas, maka lebih baik diperbaharui atau ditinggalkan.

Topik ini mendapat perhatian khusus dari segenap civitas akademika di OU sampai-sampai ruangan acara penuh dengan audience. Bahkan kursi yang disediakan tidak cukup menampung peserta yang hadir. Banyak sekali pertanyaan dan tanggapan yang diajukan setelah Farid selesai memberikan presentasinya. Secara keseluruhan, bagi saya pribadi, that session was thought-provoking, indeed. At least, it made me ponder what is religion fo me and how I have comprehended so far.

Mini Olympic Games




Foto: Tim Volley PERMIAS bertanding melawan Tim Association of Cultural Exchange (ACE).

Reported by: FK

"Mensana In Corporesano"... di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat..bener gitu kan?? intinya sih..olahraga itu bisa bikin badan sehat dan bikin kita bisa lebih positive thinking..setuju???

Well anyway....Hari Sabtu, 2 minggu yang lalu, tepatnya tanggal 3 November 2007 PERMIAS ikut ambil bagian di Mini Olympic Games yang diadakan oleh Ohio University Chinese Bussiness International (OUCBI). Ada 5 cabang olahraga yang dipertandingkan: Volleyball, Basketball, Indoor Soccer, Tenis Meja dan Badminton.

PERMIAS mengerahkan semua "pasukan"nya untuk ambil bagian dalam Mini Olympic Games tersebut. Sayangnya, meskipun kita sudah berjuang dengan sungguh-sungguh, Dewi Fortuna tidak berpihak pada tim PERMIAS..kita kalah..tapi tidak mengapa..jadi tim "hore-hore" juga dah seneng banget..mungkin apabila tidak ada tim PERMIAS, pertandingan-pertandingan tersebut tidak akan menarik untuk disimak...(narsis dikit ah...)

Kalau mau tau lebih jelas tentang Mini Olympic Games ini, mungkin mau tau dengan pasti berapa skor yang diperoleh tim PERMIAS bisa langsung klik link ini http://oucbi.com/game.aspx ..
Kalau berminat dengan foto-fotony juga bisa liat di http://www.flickr.com/photos/sandranahdar/sets/72157602892197784/

Enjoy it..!! Semoga bisa memberi inspirasi untuk hidup lebih sehat...
Hidup PERMIAS-Athens!!!

Friday, November 09, 2007

International student scholars a source of pride

Nov. 8, 2007


By Stephen McKean


Long proud of its record in sending students abroad to pursue education, adventure and research, the Ohio University community took time Wednesday to commend the international students whose many accomplishments bring them to Athens.

President Roderick J. McDavis welcomed 73 award-winning scholars from 32 countries to an event in the Walter Hall Rotunda and praised them for "contributing so much to the excellent national and international reputation of Ohio University."

Sponsored by the Center for International Studies, International Student and Faculty Services, Phi Beta Delta and the Office of International Affairs, the event highlighted Ohio University's place as a prime destination for exceptional students from around the globe.

Coming from countries as diverse as Tanzania, China, Chile, Vietnam and Latvia, the students are pursuing degrees here on grants and scholarships from major academic foundations. Along with 17 Fulbright Foreign Student Fellows, the scholars attend with support from the Ford Foundation, Afghan Merit Scholars, AMIDEAST, Bolashak Scholars (Kazakhstan), LASPAU (Latin America), Muskie Scholars (countries of the former Soviet bloc), Beasiswa Unggulan (Indonesia) and Ping Scholars (Japan) programs.

Enrolled in 25 different academic programs ranging from physics to fine arts (with some of the more popular programs being international development, linguistics and telecommunications), each of the students chose Ohio University based on its strong reputation in their chosen field of study.

Sven Torsten Latzke, a Fulbright winner from Germany, said he came to the university because of its much-acclaimed film school. While at first needing "some time to get used to Athens because it is so small" compared to his native Stuttgart, Latzke said he has grown quite comfortable here and is more than pleased with his program.

"I am happy with the professors and especially with the other students," the future cinematographer said. "We have a very intense program."

Photos by Rick FaticaOn the importance of studying overseas, Latzke said, "It's very important (to) live as a foreigner in another country, that you experience what it's like to not (use) your native language."

Muhammad Chozin, a Ford Foundation winner from Indonesia and treasurer of the International Student Union, echoed those sentiments.

"It's a wonderful university," said the graduate student in Southeast Asian Studies. "People come here from many different cultures, many different backgrounds ... and we learn with each other about (our) differences. It's a very good place to build new relationships (for) the future."

Chozin, who is interested in environmental issues, said he feels right at home in Athens. "It's quiet, and everybody is nice," he said. "Athens is a good place for people concerned about the environment."

Associate Provost for International Affairs Josep Rota said the presence of so many distinguished scholars is invaluable to the university. "It is one of the things that makes us unique," he said, "and is one of the things we value very, very highly."

After Wednesday's gathering, Krista McCallum Beatty, interim director of International Student and Faculty Services, said Ohio University's reputation as a welcoming community for international students is well known.

"This fall, we had campus visits from representatives of the Fulbright program and Ford Foundation, and both programs view Ohio University as a great destination for their scholars," she said.

"We really are fortunate. A lot of these students would not be able to come to the U.S. if they did not come through these programs," she said. "They come for the academic programs, and the welcoming international community just enhances their experience."


source: http://www.ohio.edu/outlook/07-08/November/190n.cfm

Sunday, November 04, 2007

Halloween: Hantu-Hantu Indonesia Juga Turut Bergentayangan di OU

Foto: Hantu-hantu Indonesia, diperankan oleh Gugu, Arin, Citra, Farid, dan Eka (dari kiri ke kanan).




Athens, October 30, 2007
Apa jadinya jika hantu-hantu Asia Tenggara bergentantayangan di bumi Amerika? hasilnya adalah keseraman yang bercampur dengan berbagai adegan lucu dan konyol. Pengalaman itulah yang terjadi dalam acara Ghost Tale Stories yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Mahasiswa Asia Tenggara (Southeast Asian Student Association/SEASA) di Ohio University beberapa hari yang lalu.

Acara yang degelar hampir bersamaan dengan acara hallloween-an ini menampilkan beberapa atraksi dan story telling yang berhubungan dengan cerita-cerita hantu di negara-negara Asia Tenggara. Beberapa negara seperti Thailand, Cambodia, Vietnam, dan tentunya Indonesia performance "hantu-hantu" nya di Gillbreath Chappel malam itu.

Sebagai tim yang dikenal selalu menampilkan performance terbaik dalam segala acar di OU ini, malma itu PERMIAS juga menampilkan performance hantu terbaiknya. Menempati urutan terakhir dalam atraksi hantu-hantunya, para hantu Indonesia sempat membuat beberapa penonton teriak histeris karena ketakukan ketika melihat pocong yang tiba-tiba mendekatinya tepat di depan muka.

Beberapa hantu Indonesia yang ditampilkan dalam acara tersebut adalah Pocong (diperankan oleh Gugun dan Farid), kuntilanak diperankan oleh Arin, Ibu pembawa bayi yang dicolong kuntilanak diperankan oleh Nelly, sementara sundel bolong (diperankan oleh Citra) dan Leak (diperankan oleh Eka).


foto-foto acara: http://www.flickr.com/photos/sandranahdar/sets/72157602835074431/

Tuesday, October 30, 2007

Pic of The Month: Ahlul dan Si Lutung Raksasa


Foto: Ahlul, salah satu siswa SMA 5 Makassar yang sedang mengikuti program pertukaran pelajar di AS membantu mengangkat boneka raksasa kesangan salah satu anak Pak Yojo (Foto diambil oleh Adrian Budiman).

Athens, October 30, 2007
…“kepada para awak "Permias Moving Committee" yang telah merelakan "jiwa raganya" (bahkan bersedia dimasukkan ke dalam U-Haul seperti imigran gelap selundupan) membantu kepindahan saya ke tempat yang baru (not in particular order): mas Adrian, mas Farid, mas Chozin, bang Anton, uda Sandra, bang Dana, kang Gugun, mas Brian, mbak Efka, dik Ahlul (siapa lagi ya?...oh ya mbak Karmila yang datang to cheer us up)...tanpa mereka kepindahan saya ke tempat baru itu mungkin suatu "hil yang mustahal" (I could not have done it without you, brothers and sisters)...semoga Allah SWT membalas kebaikan ringan tangannya dengan pahala yang berlipat ganda kini di sini, maupun di akhir nanti….” Demikian bunyi petikan sebuah surat terbuka yang disampaikan oleh Pak Yojo di milis Indonesia-ou, sebuah mailing list yang anggotanya terdiri dari para alumni dan mahasiswa Indonesian di Ohio University.

Pak Yojo (sesepuh warga Indonesia di Athens) dan keluargnya, hari Minggu, 28 October 2007, resmi pindah ke rumah yang baru berlokasi di 15 Stewart street, Athens. Lokasi tempat tinggal baru Pak Yojo tersebut merupakan satu kompleks dengan Islamic Center disekitar kampus Ohio University.

Sunday, October 28, 2007

Lebaran ala Ibu Collins di Athens, Ohio

Dilaporkan Oleh Tsuroyya AMZ

Athens, October 28, 2007

Banyak yang menyangka bahwa perayaan lebaran di negeri orang akan sangat berbeda dan sepi dibandingkan dengan lebaran di tanah kelahiran sendiri. Begitu juga sekumpulan mahasiswa Athens yang berbondong datang kemari hanya demi sebuah kata “studi” dan terpaksa harus melewatkan acara mudik dan lebaran di kampung. Namun, tak disangka masih ada juga beberapa orang “bule” (penduduk pribumi Amerika) yang sudi meluangkan waktunya dan menyambut dengan tangan terbuka berbagi dalam perayaan Hari Raya Idul Fitri 1428 H di Athens.

Perayaan lebaran di rumah Ibu Collins terlaksana atas undangan beliau sebagai pengobat kangen teman-teman dari Indonesia dengan aneka hidangan lezat serta kehadiran para undangan. Perayaan ini dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2007, berupa ”dinner” sekitar pukul 04.00 sore. Sebagian besar mahasiswa Indonesia hadir dalam acara ini termasuk beberapa keluarga Indonesia yang sudah lama menetap di Athens, Bpk. Yojo sekelurga serta Mas Adrian sekeluarga. Temen-temen yang dari Indonesia sepakat patungan dan menyumbang ”mpek-mpek” (masakan asli Palembang) yang kebetulan dipesan lewat koki asli Palembang, Ibu Mardiana Fauzi. Yang paling menarik adalah beberapa orang bule juga hadir di acara ini sepeti Ibu Joanney dan Bapak Ammarell. Tak mau kalah dengan mahasiswa Indonesia, Joanney sengaja membuat chocolate brwonies dan cooked shrimp. Rasanyapun juga sama istimewanya dengan mpek-mpek ala Ibu Mardiana, bihun ala Mbak Tiwi, Kare India ala Ibu Collins, Pak Yojo (masak apa ya mas? Aku lupa).

Selama acara, terdapat beberapa kumpulan orang yang ngobrol sesuai dengan minat mereka. Ada yang sibuk memotret (sedikit narcis), ada yang heboh melawak (lumayan buat hiburan), ada juga yang serius ngobrolin masalah studi dengan Ibu Collins, Joanney ataupun Bapak Amarel. Lumayan ramai pokoknya. Hampir semua bisa terhibur dan terobati rasa kangennya dan sedikit bisa melupakan rasa sedih mungkin. Sayang, selama acara tidak ada ”sedikit sambutan” dari tuan rumah maupun wakil dari teman-teman di Indonesia. Mungkin karena acara ini cenderung informal ”potluck”, jadi acara sambutan-sambutan sengaja dihilangkan. Just call it ” lebaran ala Amerika” berbeda memang, tapi merasa diterima oleh warga pribumi di negeri Paman Syam jauh lebih berati.

Saturday, October 27, 2007

FEATURED STUDENT: An Interview with Sandra Nahdar

SandraOctober 2007
by Laura Newman

Having worked for years as a journalist based in Jakarta, Indonesia, second–year student Sandra Nahdar saw his enrollment in OU’s Communication and Development Studies Program as a natural extension of his previous experiences. Sandra likes to communicate with people and learn from others, but has observed that people in Indonesia rely on methods of communication that he feels are “authoritarian,” “bureaucratic,” and difficult for people to understand. Says Sandra, “Communication is the core of life, so I thought ‘Why don’t I use my communication skills to help people?’” Sandra first worked in public radio in Padang, hosting an English’ language program called “The English Patient” which focused primarily on local social issues ranging from flooding to teen pregnancy. This experience was particularly meaningful for Sandra, as it provided a forum in which locals could voice their opinions on important issues while practicing their English. After working in public radio, Sandra became an assistant correspondent for an Australian newspaper based in Jakarta, where he worked until he decided he wanted to go to graduate school.

Choosing the CommDev program was not a difficult decision for Sandra, as he felt it was the ideal program to help him to learn how to use communication as a tool for social change. “It’s an amazing program,” he says, “because you get two fish at the same time – you learn about communication, while learning about development and the people at the same time. What other program offers this kind of opportunity?” It is here at OU that Sandra first began to explore his culture through an academic lens. He is currently researching what he refers to as “Dakwah–tainment,” the use of Islamic sermons and other forms of religious communication to promote pro–social messages. Sandra spent his summer interviewing Muslim leaders throughout Western Sumatra, Sandra found that Islam is now being taught not just to inspire someone to live religiously, but also socially or, as Sandra puts it, with a focus on both the here and the hereafter. He also already presented his preliminary findings at several conferences, including the 2006 Global Fusions Conference in Chicago.

Sandra has also helped enrich the diversity of the OU campus through his involvement in Indonesian cultural events. As the vice–president of Permias, the Indonesian Students Association, he has organized an Indonesian movie festival, a badminton competition, and traditional Indonesian dinners. OU’s Saman Dance Troupe, which performs the traditional “dance of a thousand hands,” is also one of Sandra’s creations and he has logged tens of hours rehearsing complex dances with the group and performing around Athens at the International Students Street Fair and the Spring Into Southeast Asia Festival, to name a few. And let’s not forget Sandra’s perhaps most colorful achievement; being crowned “Miss Relay for Life” at an Relay for Life Drag Queen contest in Athens intended to raise funds for cancer patients! (Sandra entered the contest with Team Semangat - semangat means "spirit" - which joined Relay for Life that Year.) In his spare time, Sandra serves as the informal photographer for the CommDev department and has taken over 8,000 photos since he arrived in Athens. After graduating, Sandra hopes work on strategic communication planning for a community–based organization in Western Sumatra.

Source:
http://www.ohio.edu/commdev/Featured-Student.cfm

Tuesday, October 23, 2007

International dinner brings diversity to university

Published Monday, October 22, 2007. Nikki Naab-Levy / For The Post / nn104104@ohiou.edu
View larger photo.Sam Saccone / For the Post / ss324006@ohiou.edu
Kiko Tanaka and Muhammad Chozin take tickets during the International Dinner at Baker Ball Room Friday night.

Fried plantains and spring rolls were served alongside Skyline chili and cheesecake at this year’s International Student Union International Dinner.

This past Friday, 23 student organizations came together with the International Student Union to serve traditional food to Athens residents and Ohio University students and faculty.

Hundreds of guests eagerly awaited food in the Baker Ballroom as OU President Roderick McDavis made the opening speech for the international dinner.

“As we look across the room this evening, the world is present,” McDavis said.

Because the dinner was in the new student center, ISU was able to accommodate more people than last year, said Eason Yang, ISU communication director. Last year’s attendance was 250 people. This year all 400 tickets were sold.

For the first time, ISU had to follow the OU catering policy, said ISU vice president Jee Hsing. In past years, dishes could be prepared in student homes, but this year a kitchen space had to be reserved and the menus pre-approved. All of the food was cooked the day of the event in Jefferson Hall, said Kiko Tanaka, secretary of ISU.

The change resulted in the food being delivered late to the ballroom. However, most of the guests didn’t seem to mind the delay.

“It took a little time to get going, but the food was good,” said Wendy Fontaine, an Athens resident and OU alum.

Overall many of the participants said the dinner was about far more than food.

Events like the international dinner bring cultural diversity to Athens. It helps the community think globally instead of just locally, said ISU President Reuben Dlamini.

source: http://www.thepost.ohiou.edu/Articles/Culture/2007/10/22/21842/

Foto-foto kegiatan:

http://www.flickr.com/photos/tags/internationaldinner/

Tuesday, October 16, 2007

Partisipasi Permias dalam Homecoming

Dilaporkan oleh: Dyah Ariningtyas

Pada hari sabtu kemarin, tepatnya pada tanggal 13 Oktober 2007, diadakanlah acara yang selalu dinanti-nantikan oleh semua warga Athens setiap tahunnya, termasuk teman-teman permias, yaitu Homecoming Parade 2007. Parade yang diikuti oleh berbagai macam komunitas serta seluruh lapisan masyarakat dan warga Athens ini dimulai pada pukul 9.00 pagi ini berawal dari Dr. Wallice, melewati Court street dan berakhir di depan Alden Library.

Salah satu penampilan yang paling ditunggu-tunggu adalah marching band dari Ohio University yang diikuti oleh marching band dari alumni Ohio University yang tidak kalah lincahnya sambil memainkan lagu kebangsaan mereka, yaitu long train running. Tidak lupa sebagai warga Athens yang baik kita juga turut berpartisipasi dalam parade ini dengan menyumbangkan perwakilan dari Permias (Fitria K. dan Arin) yang turut berjalan bersama dengan teman2 dari ISU sambil membawa bendera mewakili lebih dari 50 negara di dunia.

Selain itu, terdapat juga kelompok yang melakukan promosi, baik dari toko swalayan (kroger) yang membawa kereta dorongnya sampai dengan partai politik yang mempunyai atraksi pertunjukan yang menarik sambil membagi-bagikan merchandise dan permen kepada penonton. Semua menyambut parade ini dengan penuh antusias.

Karena bertepatan dengan hari Raya Idul Fitri, para warga permias yang merayakanmelakukan sholat Ied terlebih dahulu baru dan baru menyusul kemudian menujujalan utama parade tersebut diadakan. Baju muslim yang khusus dikenakan untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri tidaklah menjadikan penghalang bagi para warga permias untuk tetap turut merasakan kemeriahan suasana parade homecoming 2007. Kemeriahan tersebut ditutup dengan kemenangan tim football Bobcats vs Eastern Michigan.

Saturday, October 13, 2007

Foto-foto Lebaran 2007

Ini beberapa foto suasana perayaan Hari Raya Idul Fitri 2007 di Athens yang dipusatkan di Islamic Center. Keterangan foto (dari atas ke bawah): (1) Ustadz Yojo, salah satu sesepuh warga Indonesia di Athens sedang menghibur Ahlul, student exchange dari Makassar, yang harus berlebaran jauh dari keluarga. (2) Gugun, Ustadz Yojo, Ahlul, Il, dan Brian berpose setelah shalat ied dan bersalam-salaman. (3) Mas Sony Karsono dan Gugun menikmati hidangan ala Afrika-Timur Tengah sehabis shalat Ied dan bersalam-salaman ditemani saudara-saudara dari jazirah Arab. (4) Keluarga besar Indonesia berpose di depan Islamic Center sehabis shalat Ied.



Lebaran di Negeri Orang

13 Oktober, 2007
Merayakan lebaran jauh dari negeri orang dan jauh dari keluarga tentunya akan menggoreskan kenangan tersendiri bagi para pelakunya. Hal itulah yang dialami oleh para mahasiswa Indonesia di Ohio University, mereka merayakan lebaran di Islamic Center of Athens bersama para muslim yang lain yang rata-rata juga pendatang.

Hari ini, Sabtu 13 Oktober 2007, sholat Iedul fitri dilaksanakan mulai pukul 8.20 pagi dengan dihadiri oleh sekitar 70 orang.
Sebagaimana di Indonesia pada umumnya, selesai sholat diadakan acara makan pagi bersama. Para jama'ah yang datng dengan membawa makanan masing-masing nampak sekali menikmati suasana Iedul Fitri kali ini, meskipun tanpa diiringi suara takbir dan bunyi petasan sebagaimana di Indonesia. Di luar gedung Islamic Center tak ada sama sekali tanda-tanda perayaan hari raya terbesar bagi umat Islam itu.

Selesai sholat di IC, seperti biasanya, para warga Indonesia yang di Athens berkumpul di rumah Pak Yojo sebagai sesepuhnya keluarga Indonesia di Athens. Acara kumpul-kumpul ini cukup meriah karena di ramaikan dengan banyaknya mahasiswa baru yang pintar menyayi sambil makan ketupan. Ya,...ketupatlah yang bisa mengobati kerinduan keopada tanah air dalam suasan lebaran ini. chz

Link to other photos:

http://www.flickr.com/photos/sandranahdar/sets/72157602425 958733/

Monday, October 08, 2007

Indonesian Movie Festival di Ohio University

Reported by Muhammad Ahlul Amri Buana

Senin, 8 Oktober 2007
Selama 2 hari kem
arin (tanggal 6 hingga 7 Oktober 2007) Permias Athens menyenggelarakan sebuah even tahunan berupa pemutaran film-film Indonesia. Tujuan diadakannya even tahunan ini adalah untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada khalayak luas di Ohio University. Indonesian Movie Festival -atau biasa disebut IMF– setiap tahunnya menampilkan film-film terbaru Tanah Air yang dianggap memiliki nilai tersendiri dan mampu mewakili sekelumit dari wajah kehidupan Indonesia.

Tahun ini yang kebagian “jatah” menjadi koordinator acara adalah Sandra Nahdar. Bertempat di Scripps Hall, Ohio University, audiens yang hadir tidak hanya dari kalangan mahasiswa Indonesia saja, melainkan meliputi pula mahasiswa-mahasiswa asing, penduduk local Athens, serta beberapa aktifis yang tergerak untuk mengetahui seperti apa Indonesia melalui perspektif yang dibawakan oleh setiap film.

Pemutaran film dimulai pada pukul 02.00 pm – 06.00 pm. Acara dibuka oleh Adila Prasodjo, Eka Dwipayana, serta Mila Karmila selaku MC. Yang bertindak sebagai sebagai operator adalah Brian Arieska serta Gugun Gunawan, newcomers dalam komunitas Permias Athens. Setiap harinya dua film ditampilkan, diselilingi oleh penyajian snack berupa spring roll asli buatan Ibu Mardiana dan break sekitar 15 menit. Pada hari pertama, IMF dibuka oleh pemutaran film ‘Detik Terakhir’, film yang berhasil membawa Cornelia Agatha sebagai The Best Actress di ajang Bali International Film Festival tahun lalu. Disusul oleh penampilan duet dari aktor kawakan Dedy Mizwar dan si serba-bisa Tora Sudiro dalam film ‘Nagabonar’. Pada hari kedua, ‘Jomblo’ berhasil mengundang tawa penonton, dan ‘Denias’ mengundang rasa haru serta kekaguman akan alam dan budaya Indonesia yang amat kaya.

Selama dua hari tersebut penonton tidak hanya disuguhi hiburan melalui film maupun snack gratis saja, melainkan terdapat pula doorprize bagi tiap komentar yang telah dipilih. Dua buah doorprize yang telah disiapkan oleh panitia (Fitria Kurniasih dan Nelly Martin) dibagikan pada setiap akhir pemutaran film. Berikut ini adalah beberapa komentar dari penonton (yang rata-rata merupakan mahasiswa asing) terhadap IMF. (Louie)


“This film was very interesting especially since I could understand young people’s concept on sexuality / love and religious influence on the matter. Thanks for the movie!”

Seung-won Song ss301401@ohio.edu (comment about ‘Jomblo’)

“Something were hard for me to understand because Indonesian humor is different and culture is different, but I liked the film and I would watch another Indonesian film –especially if I wanted to laugh – very funny.”

Rebekah Daro (comment about ‘Nagabonar’)


“The films is ok, but depressing. Which it’s supposed to be...”

Dom (comment about ‘Detik Terakhir’)


‘Denias was quite interesting and speaks inequality to the issues of discrimination, poverty and marginalization and to the fact that we should never give up. It also speaks to race relations. It was wonderful.’

Nneka woman2002ng@yahoo.com (comment about ‘Denias’)

Inspiring! To face the world of education for an individual with disadvantanges requires collaborative efforts. In undeveloped area. The communication and cultural understanding of that area is necessary for the locally educational development. Also, education for ethnic minorities should be individualized. Their culture should respected and preserve.”

Yuan Beri (comment about ‘Denias’)


“Jomblo is a great movie that really allows you to understand that young people all over the world have very similar relationship problems. The main characters were very funny and I really enjoyed the film.”

Christina Lees cl116807@ohio.edu (comment about ‘Jomblo’)


“Everything was great! Nice snacks and very funny movie! One suggestion; show them more often with better publicity.”

K. S. T. (comment about ‘Nagabonar’)


Sunday, October 07, 2007

Ramadhan di Athens, Ohio

Minggu, 5 Oktober '07

Sebagian orang barangkali beranggapan melakukan ibadah puasa di negeri non-muslim seperti AS akan sangat berat. Selain tidak adanya dukungan dari lingkungan sekitar sebagaimana di Indonesia, tugas-tugas kuliah yang lebih berat dari pada waktu kulaih di Indonesia barangkali menjadi alasan untuk tidak bersemangat puasa.

Akan tetapi kondisi sebagaimana yang disebutkan di atas tidak semuanya benar. Meskipun rata-rata masyarakat di kampus tidak puasa, akan tetapi bagi mahasiswa , ada komunitas muslim Athens, Ohio yang akan selalu saling mendukung dalam menjalankan ibadah puasa. Komunitas muslim di Athens punya markas bernama Islamic Center of Athens yang selain menjadi tempat komunitas, juga menjadi satu-satunya masjid di Athens county.

Beberapa aktivitas khusus yang diselenggarakan oleh Islamic Center selama bulan ramadhan ini adalah: Buka bersama, tarawih, kultum, dan tahajjud bersama, dan sahur bersama. Buka bersama selalu menjadi acara yang paling meriah karena diikuti bukan hanya oleh umat muslim saja, akan tetapi juga non-muslim. Umat dari keyakinan lain sering datang untuk sekedar merasakan suasana ramadhan dan bekenalan dengan bidaya Islam.

Sementara kegiatan tarawih lebih sedikit pesertanya dikarenakan rata-rata mahasiswa lebih suka melaksanakannya di rumah masing-masing. Meski hanya menggunakan delapan rokaat, akan tetapi tarawih di Islamic Center lebih lama dari pada tarawih di Indonesia pada umumnya dikarenakan bacaan suratnya panjang-panjang. Dalam bacaan suratnya, imam tidak membaca hafalan surat-surat pendek, akan tetapi membaca alquran secara langsung. Setelah selesai membaca fatihah, imam akan mengambil quran yang sengaja di taruh di sampingnya untuk di baca. Selain bacaan surat, faktor yang memperpanjang sholat tarawih di Islamic Center adalah bacaan qunutnya. Di tiap rokaat terakhir sholat witir, imam membaca qunut dan doa-doa lainya yang cukup panjang.

Yang menarik, di hari-hari sepuluh terakhir bulan ramadhan, Islamic Center juga menyelenggarakan sholat tahajjud berjamaah. Acara tahajjud berjamaah ini dimuali sekitar pukul 4 pagi dan memakan waktu sampai 1,5 jam, sampai menjelang imsak (di Athens, waktu subuh sekitar jam 6.15). Sebagai penutup acara ini adalah makan sahur bersama di masjid dan kemudian dilanjutkan dengan sholat shubuh berjamaah.

Tinggal di negeri non-muslim bukan berarti mengurangi semangat dalam mengurai makna spiritual serta hikmah ramadhan al-mubarak. chz

Friday, October 05, 2007

Candelight Vigil for Burmese

Athens, Kamis, October 4, 2007
Sebagai simpati atas jatuhnya korban jiwa dalam kekerasan negara terhadap para pendeta Buddha di Burma, beberapa mahasiswa Ohio University (OU) yang dikoordinasi oleh Internationa Student Union (ISU) menyelenggarakan acara Candelight Vigil for Burmese.

Acara yang diselenggarakan di pelataran halaman OU itu mengundang banyak simpati mahasiswa. Dengan memakai baju merah sebagai simbol para biarawan Buddha, para mahasiswa masing-masing memgang lilin dan membentuk lingkaran. Acara di mulai pukul 9 malam waktu setempat dengan pengantar kata pembuka oleh Lauri Hlavacs, mahasiswa jurusan Studi Asia Tenggara.

Dalam sambutanya, Lauri, yang juga bisa berbahasa Indonesia itu menyampaikan bahwa kekerasan di Burma adalah sebuah bentuk dari sebuah kekerasan negara militer atas rakyatnya. "Bagaimana mungkin para tentara itu memukuli para pendeta buddha yang anti kekerasan itu", imbuhnya. Oleh karena itu, dia mengajak para mahasiswa di OU untuk menunjukkan solidaritasnya dengan menyalaan lilin selama satu jam.

Acara kemudian dilanjutkan dengan orasi oleh peserta lainnya mengenai komentar dan simpati mereka atas kasus kekerasana yang diderita oleh rakyat Burma selama ini. Acara di tutup dengan menghenngkan cipta selama dua menit. chz

link ke foto-foto acara:

http://www.flickr. com/photos/ sandranahdar/ sets/72157602274 756980/

Banyak Jalan Menuju Ohio Uiversity

Dulu, bahkan hingga lulus kuliah dari UIN Jakarta, aku sering menganggap kalau keinginan sekolah ke luar negeri hanya mimpi di siang bolong alias mustahil. Bagaimana tidak? Lha, aku cuma orang kampung, cah ndeso katro (Tukul, 2006), yang ngerasa sudah sangat beruntung bisa menyelesaikan kuliah, meski cuma di UIN alias IAIN (anak IAIN jangan kesinggung yah). Sebagai orang kampung, lulusan IAIN lagi, kayaknya susah untuk bisa dapat TOEFL 550, padahal banyak orang itu syarat utama sekolah di luar negeri. Tapi, meski merasa itu keinginan mustahil, aku selalu menyimpan mimpi itu. Dan akhirnya, jadi kenyataan juga. Aku merasa ini pelajaran sangat berharga, bahwa keinginan adalah modal paling penting untuk bisa kuliah di luar negeri. Keinginan yang mengawali langkah orang kampung bisa sampai di Ohio University (OU).
Setelah keinginan itu terus dipupuk, suatu saat aku dapat informasi berharga tentang program beasiswa yang memungkinkan orang kampung, yang cuma tahu “silent please doing”, bisa juga sekolah ke luar negeri. Soalnya kalau dapat beasiswa ini, kita bakal dikursusin bahasa Inggris dulu selama 6 bulan. Mmmm sounds really good. Itulah beasiswa IFP Ford yang di Indonesia dikelola oleh IIEF. Ini websitenya
www.iief.or.id/ifp. Dengan modal nekat plus keinginan yang gak pernah padam khas pejuang kampung, Alhamdulillah, akhirnya aku berhasil dapat beasiswa ini. Dan setelah 6 bulan digenjot di PPB UI biar bisa bahasa Inggris agak mendingan, akhirnya sampai juga ke tanah Athens, di kampus OU. Dan, aku datang gak sendirian, tapi sama Chozin, Sandra dan Il, semuanya orang kampung lho.
Lain lagi cerita Maru sama Nelly. Mereka bisa kuliah di OU, dua-duanya di Lingustics, dengan cara ngajar Bahasa Indonesia (tentu bahasa Indonesia yang baik dan benar). Dalam hal ini, mereka dapat beasiswa dari Ohio University langsung. Mereka dapat tuition waver (gratis kuliah) terus dapat stipend (gaji) sebagai refleksi keringat yang bercucuran karena ngajarin Bahasa Indonesia. Khusus buat Maru, kampus tempat dia ngajar di Bandung, Universitas Maranatha, kebetulan kerjasama dengan OU. Nah yang perlu diketahui, banyak kampus di Amerika, salah satunya OU, yang nyedian beasiswa seperti itu: mahasiswa harus kerja, apa aja, ada yang jadi asisten peneliti, instruktur bahasa, pegawai perpustakaan, dll. Imbalannya, mereka gratis sekolah dan dapat gaji. Gampang kan? Beasiswa seperti ini emang menuntut kita lebih aktif ngontak profesor dan tentu ngontaknya harus meyakinkan. Profesor-profesor di sini asyik-asyik kok, mereka sangat helpful, gak sok profesor, gak sok sibuk juga. Cara nyari profesor? Rajin-rajin buka website universitas, terus jelajahi semua bagian, terutama bagian akademik, di situ tersedia semua informasi tentang faculty member, direktori para profesor itu. Mau nyoba, klik
http://www.ohio.edu/departments/depts.cfm.
Cara lain, meski agak susah, soalnya cara ini nuntut kemampuan lebih, khususnya kemampuan bahasa Inggris yang sudah OK, yaitu ikut nyoba daftar program Fulbright. Sekarang ini, kita punya tiga fulbrighters, yaitu Unie, Eka, dan Karmila. Beaiswa ini sangat populer. Jadi, pasti udah pada tahu dong yah? Tinggal nyoba nyoba dan nyoba yah. Tapi kalau masih belum tahu, bisa mulai cari tahu lewat website Aminef:
http://www.aminef.or.id/noflash/home.htm.
Oh iya, coba juga cari tahu dan cari informasi di departemen-departemen. Hasil klompencapir dengan oetoesan dari Departemen Pendidikan beberapa waktu lalu, pemerintah Indonesia, lewat berbagai departemen, banyak menyediakan beasiswa untuk sekolah ke luar negeri. Kebetulan, Fall 2007 ini, kampus OU dan Permias OU banyak kedatangan teman-teman baru yang dapat beasiswa dari program yang disediakan departemen itu. Ada Arin, Ita, EFKA, Dana, Brian, Gugun, Tsui, Niken, Tiwi, sama Citra yang dapat BEASISWA UNGGULAN. KUncinya, jangan malu-malu untuk cari informasi seperti ini. Catatannya, beasiswa yang disediakan departemen biasanya dikhususkan buat para pegawai negeri atau pegawai non negeri yang punya afiliasi ke departemen tersebut. Tapi untuk pastinya, bisa cari tahu langsung. Bisa mulai browsing lewat website departemen-departemen terkait, seperti Deplu, Depdiknas, Depag (ini buat yang mau ke Arab, bukan ke OU hii), dll.
Terakhir, tentu lewat biaya sendiri. Ini buat yang mampu. Tapi jangan khawatir, pendidikan adalah investasi. Bayar hari ini, dibayar kemudian. Betul kan?
Begitualh, banyak cara menuju Athens, banyak jalan menuju kampus OU. Selamat mencoba....

Wednesday, October 03, 2007

Demo Anti Komersialisasi Pendidikan-pun Ada di AS

Kita tentu sangat jarang sekali mendengar adanya berita mengenai demonstrasi mahasiswa di AS. Mungkin karena demo tersebut tidak menarik media untuk meliputnya, atau memang medianya sendiri yang tidak mau meliput.

Tapi, siapa bilang di AS mahasiswa tidak bisa demonstrasi? Buktinya beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Jum'at (28/09/07) ada sebuah demonstrasi yang lumayan besar di kampusku, Ohio University.

Menariknya, demontrasi tersebut juga mengusung isu yang hampir sama dengan isu yang sekarang hangat di kampus-kampus di Indonesia, yaitu BHP.

Sekitar limapuluhan demonstran yang terdiri dari para mahasiswa dan sejumlah karyawan di Ohio University itu menentang pihak Universitas yang menerapkan model manajemen seperti perusahaan (profit oriented).

Sepanjang longmarch dari pintu masuk universitas menuju kantor president universitas (kantor rektorat), Mereka meneriakkan yel-yel "Student sold for profit,....! we are not be robbed by corporations. Its Bullshit...!!!" (Ingat..! Mahasiswa telah dijual....! Tentu kami tak rela dirampok oleh para pengusaha. Itu bullshit...!).

Selain mengusung isu utama berupa penolakan terhadap model manajemen 'korporasi' kampus, demonstrasi yang di inisiasi oleh Student for a Democratics Society (SDS) itu juga menolak pemecatan yang dilakukan oleh pihak kampus terhadap 24 karyawan lama bulan lalu dan maraknya kembali isu rasial terhadap warga bukan kulit putih.

SDS adalah sebuah organisasi mahasiswa antar kampus yang selalu kritis terhadap kapitalisme dan anti-Bush Administration. Jika ingin korespondensi dengan salah satu aktivisnya bisa via email: wk938905@ohio.edu (Will Klatt).

Source: http://www.hminews.com/index.php?action=news.detail&id_news=739

Monday, October 01, 2007

Wajah Baru Permias (2)


Nah, ini formasi lebih lengkap wajah baru Permias OU. Ada mbak Endah, asisten Atase Pendidikan Kedubes RI di DC, Brian, Dana, eFKa, Tsuroya, dan Citra (muda-muda kan?) yang lagi ngobrol santai habis dinner di Lui Lui sama rombongan dari Depdiknas (mbak Endah lagi ngasih ceramah apa tuh?)

Berita Foto


Wajah-wajah Baru Permias OU (1)
In this photo (left-right): Gugun, Ahlul, Adila, Arin and Karmila

Buka Bersama Ala PERMIAS

Minggu (30/9/07), bertempat di kompleks Islamic Center of Athens, Permias mengadakan acara buka bersama yang diikuti oleh seluruh warga PERMIAS dan juga non-PERMIAS. Sekitar 30 mahasiswa hadir dalam acara tersebut yang terdiri dari para mahasiswa Jepang, Malaysia, Timor-timur, Korea Selatan, China, dan tentunya Indonesia.

Acara yang menjadi tradisi khas ramadhan di Indonesia ini masih terpelihara meskipun mereka tinggal di Amerika. Seperti halnya di Indonesia, acara ini lebih bernilai kultural dari pada sekedar ritual keagamaan. Oleh karena itu, baik muslim maupun non-muslim juga hadir dalama acara ini. Suguhan sate khas buatan bu Mardiana (warga Indonesia asal Palembang yang sudha puluhan tahun tinggal di Athens) menjadi menu utamanya. Chozin dan Anton, sebagai penghuni Islamic Center manjdi host acara malam itu.

link to other pictures: http://www.flickr. com/photos/ sandranahdar/ sets/72157602377 797117/

Sunday, September 09, 2007

Kunjungan Pejabat Teras Depdiknas ke OU

Minggu (9/9/07), kali ini PERMIAS mendapat kehormatan mendapat kunjungan para pejabar dari DEPDIKNAS RI. Rombongan yang yang terdiri dari delapan orang tersebut sengaja datang ke Athens guna melakukan pertemuan dengan pimpinan Ohio University (OU). Pertemuan tersebut membahas kerja sama lebih lanjut menganai pertukaran pelajar Indonesia ke OU. Seperti diketahui, baru-baru ini OU kedatangan para mahasiswa baru asal Indonesia peserta beasiswa unggulan Diknas RI. Beasiswa tersebut terselenggara berkat kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan OU, yang perintisannya sudah dimulai sejak Spring tahun lalu. Waktu itu duta besar Indonesia untuk AS, Bp. Suparno Sudjatnan, beserta atase pendidikannya, Bp. Iskandar sempat berkunjung secara khusus ke OU.

Dalam kesempatan tersebut, PERMIAS mengadakan jamuan makan malam di restoran Lui-Lui yang diperuntukkan untuk para mahasiswa Indonesia dan para tamu dari Diknas. Acara berlangsung meriah dan diselingi dengan diskusi mengenai kondisi pendidikan di Indonesia yang bagi sebagian besar anggota PERMIAS masih sangat memprihatinkan. chz

Friday, September 07, 2007

Indonesian Conversation Hour di Mulai

Juma’t sore (7/9/07), kagiatan Indonesian Conversation Hour di mulai. Acara ini merupakan kelanjutan dari acara rutin PERMIAS yang sempat jeda selama liburan summer. Para anggota Permias berkumpul bersama para mahasiswa non-Indonesia yang sedang mempelajari Bahasa Indonesia setiap hari Jumat jam lima sore untuk melakukan percakapan dalam bahasa Indonesia secara informal.

Acara ini diadakan untuk membantu para mahasiswa non-Indonesia yang sedang belajar bahasa Indonesia. Jadi, selain mendapat pelajaran bahasa Indonesia di kelas, mereka juga mempraktekkannya secara langsung dengan native speker-nya, yaitu para mahasiswa Indonesia yang sudang kuliah di OU.

Mulai Fall ini, jumlah pesertanya bertambah di banding tahun ajaran sebelumnya. Jika sebelumnya hanya diikuti oleh 4-5 peserta, maka sekarang jumlahnya mencapai hampir 10 orang. Hal ini karena dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah mahasiswa Ohio University yang mengambil kelas Bahasa Indonesia. chz

Wednesday, September 05, 2007

Permias Kedatangan Anggota Baru

Rabu (5/9/07), setelah beberapa saat sepi ditiggal beberapa anggotanya yang selesai studi di OU dan kembali ke tanah air tercinta, Indonesia, kini permias kedatangan para anggota baru. Mayoritas anggota baru permias tersebut adalah para calon mahasiswa S2 yang mendapat beasiswa unggulan dari Departemen Pendidikan Nasional. Mereka adalah: Arin, Brian, Citra, Dana, eFKa, Gugun, Ita, Niken, Pratiwi, dan Tsui. Para calon mahasiswa graduate untuk sementara masih mengambil kelas bahasa inggris di OPIE (Ohio Program of Intensive English), dan untuk selanjutnya akan masuk kuliah resmi sesuai dengan pilihan jurusannya maisng-masing.

Selain dari penerima beasiswa unggulan, ada juga seorang fulbrighter yang mengambil program PhD di bidang education bernama. Mila berasal dari Gorontalo dan dia adalah slah seorang pengajar di Universitas Negeri Gorontalo. Nelly Martin yang sudah datang ke OU sejak summer mengajar bahasa Indonesia di OPIE menemani Maru yang sudah lebih dari setahun mengajar kelas Bahasa Indonesia di OPIE. Juga datang satu mahasiswa undergraduate yaitu Citra.

Yang menarik, kali ini permias kedatangan juga anggota baru yang masih SMA. Namanya Ahlul dari Macasar. Dia adalah siswa SMA 5 makassar yang sekarang sedang mengikuti program pertukaran relajar (AFS) selama setahun di salah satu highs school di Athens. Meski bukan mahasiswa, Ahlun selalu dianggap sebagai bagian dari permias karena selalu aktif dalam kegiatan permias. Makanya sering juga disebut anggota permias bungsu. (chz)