Athens, Malam Minggu (12/4) pada pukul 7 malam Permias kembali mengadakan acara kumpul-kumpul dalam rangka menyambut 12 mahasiswa baru dari Indonesia. Acara kumpul-kumpul dilangsungkan di apartemen Nelly-Mila, River Park. Datang meramaikan acara tersebut beberapa mahasiswa dari Philipina, Jerman, dan AS.
Seperti biasanya, acara dimuali dengan makan-makan, perkenalan dari mahasiswa baru, dan dilanjutkan dengan permainan Opas yang dipimpin langsung oleh presiden permias, Arin. Opas adalah permainan berbalas-hitung dalam sebuah lingkaran. Bagi siapa saja yang salah berhitung, maka ia akan terkana hukuman dengan menyanyi, berdansa, ataupun baca puisi.
Selingan goyang dhangdhut turut menyemarakkan acara malam itu. Nyanyian dhandhut khas Indonesia seperti ”Kucing Garong” menjadi menu khas yang mengajak semua tamu yang hadir untuk turut bergoyang. Tak pelak lagi, saking serunya acara goyang dangdhut malam itu, Ibu Suri Permias, Lina Himawan juga menceburkan diri dalam lautan goyang dangdhut Permias di kampung Athens. Keterlibatan Ibu Suri Permias dalam goyang dhandhut in memang tidak biasanya. Itu adalah hal yang teramat istimewa dan barangkali hanya bisa disaksikan dalam satu abad sekali.
Mendengar laporan goyang dangdhut Ibu Suri ini, Sandra Daratista, yang tidak sempat hadir dalam acara tersebut melayangkan protes langsung kepada Ibu Suri.
Hari ini saya mendengar berita dari beberapa orang bahwa Ibu malam minggu kemaren ikut dalam tradisi Joget Dangdut yang di adakan oleh teman-teman di River Park. Sehubungan dengan itu, saya menyatakan protest keras dengan sikap ibu tersebut. karena : 1. Ibu selama ini tidak pernah ikutan joget. 2. Ibu selama ini selalu menolak kalo saya ajak ikut joget. 3. Kalau di puter musik dangdut atau musik joget lainya, ibu selalu menunjukan muka tidak suka. 4. Ibu berjoget disaat saya tidak ada. Oleh karena itu, saya meminta ibu bisa menjelas kan hal ini secara terbuka."
Tembusan : Imeil ini saya lampirkan juga untuk Saudara Chozin, presiden Joget Dangdut sedunia, dan Farid Muttaqin, pemerhati budaya joget dangdut sekaligus penasehat club joget dangdut. Sekalian juga, imel ini saya sertakan untuk Sri Murniati, seorang praktisi joget dangdut dari Jawa Barat.
Atas protes dari sandra tersebut, Ibu Suri menaggapinya sebagai berikut:
"Dear Sdri. Sandra Daratista, Saya mau protes balik. Pertama-tama, selama saya di Athens, Permias belum pernah mengadakan acara joged dangdut bersama. Bagaimana mungkin saya bisa ikut joged kalo event-nya saja tidak ada. Kedua, Sdr. Sandra tidak pernah, saya ulang, TIDAK PERNAH mengajak saya untuk joged bersama. Yang selama ini terjadi, Sdr. Sandra asyik joged sendirian padahal seperti yang saya sebut di point pertama, event-nya tidak pernah diadakan. Jadi yang selama ini terjadi, saya dan rekan-rekan Permias lainnya dipaksa melihat Sdr. Sandra joged sendiri di event yang tidak sepantasnya ada orang berjoged. Maka harap dimaklumi kalau saya memasang muka masam, saya sampai mendapat mimpi buruk karena melihat gaya joged Sdr. Seharusnya Sdr. Sandra mengganti rugi karena apa yang Sdr. selama ini lakukan telah membuat saya trauma. Ketiga, justru karena Sdr. Sandra tidak ada di acara itulah, saya jadi tergerak untuk joged. Ditambah goyangan Sdr. Chozin memang tidak ada duanya, sehingga memberi inspirasi kepada saya untuk ikut berjoged. Tidak sia-sia Sdr. Chozin menjadi Presiden Joget Dangdut. Demikian tanggapan saya utk Sdr. Sandra.” (Lina Himawan "Ibu Suri" Permias Imut).
Ke depan, diperkirakan goyang dandhut akan menjadi menu utama setiap acara Permias Athens. Selain lebih mudah dilakukan, dangdhut merupakan warisan bangsa yang perlu dilestarikan. Meskipun tinggal jauh dari tanah air, Permias tidak akan melupakan goyang dangdhut. Sekali dangdhut tetap dangdhut,....mari kita goyang Athens dengan dangdhut.
1 comment:
sip..
jadi pingin joget hehe
Post a Comment