Wednesday, August 06, 2008

Art Gish di Indonesia 6: Art Gish vs. Habib Shihab (Versi Farid)

Tulisan ini dimuat di Indo-OU mailing list. Adalah Farid, yang menuliskan perbedaan sudut pandang antara dua orang besar itu. Selamat menikmati tulisan Farid, nan legit :)

Tambahan dari diskusi Art dengan Riziq Shihab di penjara Narkoba Polda Metro Jaya:

1) Art Gish sangat terkesan dengan mudahnya mengunjungi "tahanan politik" seperti Riziq Shihab. Kata dia, nonsense hal seperti itu terjadi di Amerika! Saat itu, di ruangan tempat bezoek Shihab sudah berkumpul sekitar 25 orang, umumnya laki-laki berjenggot.
2) Art juga terkesan dengan kehangatan Riziq Shihab yang menyambutnya dengan a big hug, big smile dan cipika-cipiki. Dan, tentu saja dengan "a deep conversation"-nya dengan Art tentang jalan non kekerasan.
3) Shihab selalu menggarisbawai, "kekerasan" yang dilakukannya lebih karena negara gagal melakukan law enforcement terhadap "kemaksiatan": judi, prostitusi, dll.
4) Shihab juga gak mengaku yang dilakukannya adalah violence. Dia membedakan dua kata Arab: al-syiddah (tegas: aku ngartiinya hard way, lawan soft way seperti dialog) dan al-anaf (kekerasan, violence). Yang dilakukannya selama ini adalah al-syiddah.
5) Shihab mengartikan tindakannya selama ini seperti seseorang yang rumahnya kedatang para perampok: Dalam kondisi itu, tidaklah salah jika dia melawan dengan menembak si perampok.
6) Shihab bilang, jalan non violence adalah utopia. Gish sebaliknya bilang, jalan kekerasanlah yang utopia karena kekerasan dengan kekerasan akan selalu melahirkan kekerasan yang tak pernah berhenti.
7) Shihab menekankan american policies yang sering memprovokasi kelompok Muslim untuk melakukan tindakan "terorisme". Pemerintah Amerikalah yang salah, dan bukan Osama bin Laden, for instance. Kata Gish, sangat agung jika Osama meresponse American policies itu dengan jalan non kekerasan!
8) Menurut Gish, seharusnya para aktifis non violence punya kekuatan yang sama tangguh, punya komitmen yang sama kuat, dengan para serdadu yang siap mati di medan perang. Art bilang, untuk menghentikan rantai kekerasan, kita butuh banyak orang yang siap mati, tapi tak punya keinginan untuk membunuh. Pernyataan ini jelas ditolak Riziq Shihab, yang bilang, ada saatnya, kekerasan sebagai jalan menyelesaikan masalah.
9) Art juga menekankan pentingnya peacemaker team di kalangan Muslim, apalagi karena banyak daerah konflik justru di negara-negara berpenduduk Muslim, seperti Sudan dengan Darfurnya.
10) Keduanya bilang, meski beda pendapat, namun sama mengapresiasi beda pendapat itu. (My comment: Entahlah, apa ucapan yang sama ini punya arti sama buat Art dan Shihab? Nyatanya, tindakan factual mereka beda 125 derajat!)

Salam, farid
BTW, kegiatan di pesantren Al-Kenaniyah juga menarik.

No comments: