Wednesday, April 30, 2008

Spring has Sprung: Seuntai Puisi dari Kang Yojo

Athens, 4/30/2006. Mengawali Spring 2008, seiring dengan kembali berseminya bunga-bunga di Athens, serta meronanya sakura di pojok gerbang OU, Pak Yojo (alumni Permias yang selalu setia dengan Athens) kembali menebarkan pesonanya dalam sebuah gubahan puisi musim semi. Puisi tersebut secara khusus ditujukan untuk sang istri tercinta yang saat ini selalu setia mendampingi beliau. Katanya, "kalau ungkapan di atas terasa puitis, mungkinkah "i'm in love...all over again?"....don't get me wrong...of course, to my 'mantan pacar'." Berikut puisinya,


by Yojo Surjana

just when i hope to see may flowers

brought alive by april showers

chill of January pulls me back

to the comfort of my bed

[end of April, two thousand and eight;

when caught in freezing breeze,

during a soccer game of my daughter]



Versi Indonesia:


saat kuharapkan sentuhan hangat

sang surya

saat mawar mekar hantaran hujan

bulan empat

kurasakan renggutan menggigilkan

ketakrelaan masa silam



Sementara, dibalik layar dan tak sempat dilaporkan oleh website ini, beberapa anggota permias juga sudah mulai beranjak dari hibernasinya. Dalam ekspresi wajah-wajah ceria dan senyum merekah, beberapa dari mereka sudah mulai menyambut luncuran busur-busur cinta dari Sang Dewi Cinta (kalau gak salah namanya Aphrodite ya...? atau tukang kredit?:)). Ada yang selera Caucasian, ada yang selera Asian, African, Latina, dan banyak juga yang cinta produk dalam negeri, Indonesia tercinta.

Saat makan siang, makan malam, dan bahkan menjelang tengah malam, terlihat ada yang sedang mojok berduaan. Ada yang di South Green, Perks cafe, Donkey, Ping dan bahkan Baker Center. Sering juga terdapat beberapa yang mojok di Alden library. Tentu saja bukan Alden lantai dua, sebab itu tempat berkumpulnya orang-orang Indonesia. Lantai 4, 6, 7 dan 5 agaknya lokasi utama. Agak malu-malu sambil tersipu ketika kepergok sesama teman se-permiasan. Tidak mengapa, yang penting saling tahu dan tidak mengganggu. Sesama anggota Permias dilarang saling mendahului....ha ha ha

Pesan kpd anggota permias: hati-hati bila cari lokasi mojok, salah-salah bisa masuk youtube!

Monday, April 28, 2008

The OU Samaners at OSU, again, were awesome!!!

Picture by Anton Wiranata


Reported by Nelly Martin

On preparation
It was on Saturday, April 26, 2008 at 10 AM when the Samaners (a.k.a Pasukan Bodrex) gathered in front of Baker Center heading for Columbus to perform in Indonesian on the Go (Indigo- a cultural night held by OSU Permias). It might be very early as it was the first day of weekend when some people might have been enjoying their relaxing day. Yet, all of the dancers comprising Arin, Brian, Amanda (a.k.a Mondi), Tsuy, Maru, Ita, Citra (ce), Citra (co), Valhan, Kristin, Molly, Nelly, Gugun and Genny were so enthusiastic that ignite the spirit to seize the day. Not to mention, FK, our silvery singer, and Anton, our talented photographer seemed to be avid to present the best performance for the audience in Columbus.

On the way
The jokes and some hilarious chitchat seemed to be the good way to enjoy the one and half hour trip. Kristin and Genny, the drivers, drove joyfully, while the others killed the times by creating some games, taking a nap or reading books. It was incredibly fun.
Arriving at Columbus, the team enjoyed the food in Taste of Bali and had a little shopping in Asian Market. Everyone was so amazed with the menu in the restaurant that allowed us to have many kinds and plenty dishes. Being away from the beloved country would always be a good excuse to eat more than the normal portion ☺. Not only the food did we order was tasty but also it was fulfilling. As the result, all of us were double-energized.

On OSU campus
Arriving at 3 PM at OSU, we were welcomed by Andika, the OSU Permias public relation officer. A bit sleepy and exhausted, we then dress-rehearsed. However, the stage was so small that we eventually decided to perform on the floor, in front of the stage. A bit disappointed, we still danced at our best.
As we still had three more hours to go before the show, we then enjoyed our time. Some were taking pictures, while other grasped the chance to take some rest and had some chats.

On the moment
The moment before the performance began might be the most unforgettable one for us. Feeling on the same boat, we tried to appease each other that we would make the day. Performing in front of the audience that we were not familiar with was surely a daunting task; however, every one seemed to be supportive and tried to calm each other. It was the moment when we had to dress and put on udeng and other accessories that we would call as the unforgettable one. It might be trifles, yet it was meaningful of which we can value the meaning of friendship.

On the show
Time to perform!!
The atmosphere somehow could tell that the troop members felt very uneasy, as the time to entertain was about to start. As mentioned earlier, we felt a bit restless due to the fact that we were surrounded by at least 300 people that we did not know at all. However, the spirit to perform the best seemed to conquer it all. Moreover, the event held before our performance was a real icebreaker for us. It was called as a “tebak lagu show” that took audience to guess the titles of the songs played by the Discjockey. And Mondi was the star of the night. Being one of the finalists, Mondi could finally beat others and became the winner. In this event, again, the solidarity of Athens Permias members came at play. The master of ceremonies (Tries Nainggolan and Desi Wardhana, both OSU students) informed that the friends of the finalist could hint and tell the titles so the samaners were very active and articulate in guessing the titles that made Mondi be the winner and was awarded a $50-gift card.

Been relaxed and enjoying Mondi’s victory, the troop was to be ready to entertain the audience. Being nervous yet ardent, all of the dancers were so successful to perform their best that astonished the audience. FK was unquestionably doing a great job and was able to amaze the audience with her melodious voice. The claps and the warm compliment were truly the best feedback received by the troops and it extremely repaid all the dues and sweat.

On the memory
It was a real memento that every one of us would hold for the rest of our lives. We at least had done something to acknowledge and advertise Indonesia, our beloved country. The thing that we did might have been trifle, yet it was meaningful and worth doing.




to enjoy the performance, Anton kindly taped the dance and posted it on youtube
and photographed the event that could be enjoyed on his flickr account.





Tuesday, April 22, 2008

Saman Dance Troops 2008-ers in the first SEA Night Market 2008

Two Tales of Trilogy

Oleh "Winie" Pratiwi

foto by Cuong Nguyen

Bukan sulap, bukan sihir. The 1st SEA Night Market 2008 memiliki arti tersendiri bagi Saman Troop Dance 2008-ers – a red carpet for a debut performance. Dengan intensitas latihan seminggu sekali pada awal Maret 2008 dan kemudian meningkat menjadi 3 kali seminggu mulai awal April 2008 mampu menghadirkan hari-hari penuh cucuran keringat dan tak lupa pula sedikit kram di sana sini. It was all paid off! Tim Saman 2008 berhasil tampil mempesona pada SEA Night Market – sebuah event perdana yang diselenggarakan oleh Southeast Asian Students Association (SEASA), Ohio University. First time event for the first time showcase, Yes, there’s always the first for everything Nampaknya ungkapan tersebut sangat tepat menggambarkan betapa hari Sabtu, tanggal 19 April 2008 merupakan malam pertama dengan kesan pertama yang begitu menggoda, selanjutnya terlalu menggoda untuk tidak diungkapkan dengan sepatah dua patah kata.

The First Trilogy (the tent – the food – the dance)

The Tent
Adalah Fitria Kurniasih (FK) and our first lady, Arin dengan passion yang luar biasa mempersiapkan segala pernak-pernik yang dibutuhkan untuk mempercantik tenda Indonesia. Duo multitasker dengan managing skill dan event-organizing talent yang tidak diragukan lagi ini mampu bertahan sepanjang malam hingga fajar menyingsing (tanpa ditemani kokok ayam), bersatu bahu membahu menyingsingkan lengan baju menghasilkan kreasi yang mengagumkan – pernak pernik dekorasi, display dan instrument untuk lomba. Ditemani oleh duo jejaka penghuni 402, Brian dan Gugun, tak lupa pula penyebar semangat, Tsurroya dan kunjungan Merlita mampu mengalahkan segenap kelelahan yang tak henti-hentinya menghadang jalan. Class-project pun tak urung jadi kontribusi yang penting untuk menghidupkan atmosfer tenda Indonesia – Thanks to Merlita and her Flash project. The ball hadn’t finished rolling because the preparation had to be started earlier (like it or not). The preparation had been started from 10 am and nobody was thinking of even having a daydream or a wink of sleep, awesome!

The Food
Adalah pasukan Bodrex – Yuuuks, where there are excellent talents in cooking (expertise-nya tidak perlu dipertanyakan lagi) - Tsurroya, Mbak Lina, Mas Farid, Mbak Mila, Mbak Maru dan Irfan had blended in together, bahu membahu menyingsingkan lengan baju untuk mempersembahkan sebuah hidangan penuh warna nan istimewa: siomay with peanut sauce, accompanied by tofu, cabbage, egg, potato and hmm, honey bunny yummy…shrimp cracker alias kerupuk udang. You know what? Sambutan dari tamu-tamu yang datang pada malam itu beyond expectation. Antrian - ular naga panjangnya pun benar-benar membuat kewalahan tangan-tangan lincah para servers. Ssst,... ada yang confess lho kalau tangannya sampe gemetaran seperti resonansi petikan senar gitar. Frankly speaking, antrian Indonesian foodcourt-nya lebih panjaaaaang dan lamaaaaa dari foodcourt negara-negara tetangga. Bukan apa-apa, penulis pun sampai tidak mampu menembus antrian, alhasil akhirnya penulis pun lebih sukses line up di foodcourt milik negara-negara tetangga – Thailand, Vietnam, and Malaysia. Akhirnya ketahuan juga kalau penyebab antrian panjang foodcourt Indo itu antara lain karena ada yang nambah, waduh!

Ada bocoran (yang tidak serius lah tentunya) bahwa penyebab additional-portion demands ini tidak lain dan tidak bukan adalah kombinasi bulir-bulir keringat Mas Farid yang khabarnya bisa menciptakan DNA kegurihan yang tentunya gurih-gurih gimana gitu…. (pastinya enggak sengaja waktu jatuh ke adonan ya mas, eeuuw).

The Dance
Waduh! Kainku ketuker nih, musti cepet-cepet diganti karena kalo enggak, hokinya hilang! Well, itu masih sepenggal cerita pre-stagenya. Penggalan-penggalan lainnya antara lain termasuk ganti baju di ruangan yang notabene bukan buat ganti baju (untung engga ada yang intips yach), belum lagi nerveousness alias gemetaran luar-dalam, jauh-dekat (engga pake Rupiah) dan tak lupa pula, pasti selalu ada cerita barang jatuh dan atau terlepas. Saman Troopers generasi sebelumnya meninggalkan cerita sepatu lepas (hayooo siapa), Saman troopers generasi 2008-ers ini juga tak mau ketinggalan melepaskan sesuatu – kacamata (untung enggak pecah ya). Lebih heboh lagi, konon kabarnya sampai ada jari tangan yang tak sengaja menuju kearah mata one of the dancers waktu perform (nah lho). Pre-stage story ini ternyata merupakan resep sukses debut performance Saman Troopers generasi 2008-ers. Dua belas menit lebih audience terpaku dan terkagum-kagum, belum cukup sampai disitu saja, bahkan para toddlers pun tak mampu menahan gereget-nya untuk ikut mengucapkan komando “Hap” dari FK. Nah, Fitria Kurniasih alias FK ini ternyata mampu menyihir sang troopers dan the whole audience dengan alunan suara yang indah dan membahana. Fk pun mampu dengan lihainya melewati tingkat kesulitan menyanyi untuk tari Saman yang membutuhkan extreme speed-dynamic range – 15 km/jam sampai 100 km/jam (ini guesstimate aja loh) – above all, she is truly talented. Magnificent confession dari sang pendendang Saman adalah pada saat berdendang dengan speed 100 km/jam terasa mengalir seperti air – seolah bibir dan lidah bergerak dengan sendirinya tanpa komando, tanpa rasa haus (walaupun sebenarnya terasa juga hausnya setengah mati, ungkap sang pendendang). Yang tak kalah pentingnya, resep sukses dari debut ini adalah doa bersama sebelum dan sesudah perform, dengan diakhiri yel-yel “pasukan bodrex....yuuuuuks” sebagai penegasan setelah sama-sama saling meng-amin-i. Last but not least, entah mengapa setiap perpindahan segmen Saman, selalu diselingi dengan tepuk tangan yang membahana dari audience, sampai pada akhirnya, gemuruh riuh tepuk tangan-nya jadi serasa encore call.

The Second Trilogy (great event – great performance – great food)

The impression

“Duh, siapa sih namanya ya yang pakai beskap itu? (kemungkinan expression word yang dimaksud adalah cakap dan gagah). Ya, bahkan Angela Presidik pun dengan penuh kebanggan memakai beskap tak ketinggalan dengan blangkon-nya yang sukses menarik perhatian dan curiosity dari E-12 (bukan begitu?). Nah, yang perlu ditanyakan adalah mengapa Kak Chozin tidak memakai pakaian kebesaran lengkap alias beskap dan hanya memakai blangkon saja (tapi bukan karena beskapnya dipinjam Angela, kan?). Tapi tetaplah, kebersahajaan Kak Chozin tak mudah terlepas begitu saja walau tanpa beskap lengkap.

So to speak, everybody was having a grandeur time. Jangan salah, sandiwara wayang kulit pun menghiasi panggung dengan ditemani pandangan takjub para toddlers and younger kids yang secara serentak mendekati panggung demi menikmati sajian cerita yang ditampilkan (Angela bahkan main musik untuk backsound-nya lho). Stage collaboration pun menjadi bagian yang tak terpisahkan dari rundown acara malam itu demi terciptanya suatu harmoni in the neighborhood. Adalah Tsuroyya, Brian, Arin, dan Gugun yang berkolaborasi dengan Fon, Genny, Christine, Jhon dan Matt dalam sebuah sandiwara yang melibatkan karakter princesses (dengan selendangnya), hunters (dengan stik tongkatnya), dan prince (dengan blangkon-nya – lagi). Melengkapi selayang pandang SEASA, Vietnam dan Thailand pun menghadirkan stage performance yang mampu melengkapi element South East Asia. Overall impression yang didapat pada malam itu adalah tak lain dan tak bukan, another trilogy: great event, great performance, great food.


Video Saman Dance oleh Winie:

http://www.youtube.com/watch?v=S1CdbYqDpcU
Foto-fot acara oleh Cuong Nguyen: http://www.flickr.com/photos/bond159/sets/72157604650807457/with/2430256056/


Friday, April 18, 2008

OU to host first Southeast Asian night market

Oleh Jeanna Packard / For The Post / jp346806@ohiou.edu
Dikutip dari berita di the POST

The scent of raw meat, tropical fruits and vegetables, seafood and hundreds of spices intermingles with the lingering heat and humidity left over from the 100-degree afternoon as vendors begin to preach on behalf of their merchandise and locals gather to drink beer and socialize.

This exotic scene, which is commonplace in Southeast Asia, will be imitated on a smaller scale in Athens tomorrow night.

Ohio University’s first Southeast Asian night market, hosted by the Southeast Asian Studies Association, will offer a recreation of this cultural tradition.

“Night markets are a popular gathering spot for locals and tourists in Southeast Asia,” said Matt Minarchek, a graduate student in OU’s Southeast Asian studies program who lived in Vietnam for a year.

The market environment is loud and intense, said Minarcheck. The air is sticky and there are multiple languages filling the space. Vendors sell anything imaginable — including black-market goods such as knock-off Tommy Hilfiger apparel and DVDs that haven’t been released to the mainstream audiences.

Every spring, the students in the association host an event to bring a piece of Southeast Asian culture to Athens for both those who have never experienced it and those who are longing for the familiarity of home, said Sara Jones, treasurer of the association.

Although there won’t be raw animal carcasses or black-market goods at Athens’ market, there will be free samples of traditional dishes, including Vietnamese goi ga, which is made with shredded chicken, lotus root, peanuts and mint; Indonesian dumplings with shrimp, chicken and veggies; Thai tea and tropical fruits and vegetables, Jones said.

Traditional performances by a Cambodian dance troupe from Columbus, Indonesian performers from OU and traditional games and puppetry will be demonstrated, Jones said. There will also be a souvenir booth featuring items from Southeast Asia donated by students and faculty. Proceeds from the items sold will go towards the medical expenses of a Chinese graduate student undergoing cancer treatment, Jones said.

The market is a great opportunity to experience the culture and talk with people from around the world and is OU's attempt at replicating this widespread Southeast Asian tradition for Athens, Minarchek said.

“Night markets are traditional in Southeast Asia because during the day the sun is scorching and night offers a release from the severe heat,” said Angela Predisik, president of the association. “People are livelier, ready to socialize — the whole atmosphere is colorful and dynamic.”

Website Source: http://www.thepost.ohiou.edu/Articles/Culture/2008/04/18/23897/

Tuesday, April 15, 2008

Permias Sambut Mahasiswa Baru dengan Goyang Dangdut

Athens, Malam Minggu (12/4) pada pukul 7 malam Permias kembali mengadakan acara kumpul-kumpul dalam rangka menyambut 12 mahasiswa baru dari Indonesia. Acara kumpul-kumpul dilangsungkan di apartemen Nelly-Mila, River Park. Datang meramaikan acara tersebut beberapa mahasiswa dari Philipina, Jerman, dan AS.

Seperti biasanya, acara dimuali dengan makan-makan, perkenalan dari mahasiswa baru, dan dilanjutkan dengan permainan Opas yang dipimpin langsung oleh presiden permias, Arin. Opas adalah permainan berbalas-hitung dalam sebuah lingkaran. Bagi siapa saja yang salah berhitung, maka ia akan terkana hukuman dengan menyanyi, berdansa, ataupun baca puisi.

Selingan goyang dhangdhut turut menyemarakkan acara malam itu. Nyanyian dhandhut khas Indonesia seperti ”Kucing Garong” menjadi menu khas yang mengajak semua tamu yang hadir untuk turut bergoyang. Tak pelak lagi, saking serunya acara goyang dangdhut malam itu, Ibu Suri Permias, Lina Himawan juga menceburkan diri dalam lautan goyang dangdhut Permias di kampung Athens. Keterlibatan Ibu Suri Permias dalam goyang dhandhut in memang tidak biasanya. Itu adalah hal yang teramat istimewa dan barangkali hanya bisa disaksikan dalam satu abad sekali.

Mendengar laporan goyang dangdhut Ibu Suri ini, Sandra Daratista, yang tidak sempat hadir dalam acara tersebut melayangkan protes langsung kepada Ibu Suri.

Dear Ibu Lina,...
Hari ini saya mendengar berita dari beberapa orang bahwa Ibu malam minggu kemaren ikut dalam tradisi Joget Dangdut yang di adakan oleh teman-teman di River Park. Sehubungan dengan itu, saya menyatakan protest keras dengan sikap ibu tersebut. karena : 1. Ibu selama ini tidak pernah ikutan joget. 2. Ibu selama ini selalu menolak kalo saya ajak ikut joget. 3. Kalau di puter musik dangdut atau musik joget lainya, ibu selalu menunjukan muka tidak suka. 4. Ibu berjoget disaat saya tidak ada. Oleh karena itu, saya meminta ibu bisa menjelas kan hal ini secara terbuka."
Tembusan : Imeil ini saya lampirkan juga untuk Saudara Chozin, presiden Joget Dangdut sedunia, dan Farid Muttaqin, pemerhati budaya joget dangdut sekaligus penasehat club joget dangdut. Sekalian juga, imel ini saya sertakan untuk Sri Murniati, seorang praktisi joget dangdut dari Jawa Barat.

Atas protes dari sandra tersebut, Ibu Suri menaggapinya sebagai berikut:

"Dear Sdri. Sandra Daratista, Saya mau protes balik. Pertama-tama, selama saya di Athens, Permias belum pernah mengadakan acara joged dangdut bersama. Bagaimana mungkin saya bisa ikut joged kalo event-nya saja tidak ada. Kedua, Sdr. Sandra tidak pernah, saya ulang, TIDAK PERNAH mengajak saya untuk joged bersama. Yang selama ini terjadi, Sdr. Sandra asyik joged sendirian padahal seperti yang saya sebut di point pertama, event-nya tidak pernah diadakan. Jadi yang selama ini terjadi, saya dan rekan-rekan Permias lainnya dipaksa melihat Sdr. Sandra joged sendiri di event yang tidak sepantasnya ada orang berjoged. Maka harap dimaklumi kalau saya memasang muka masam, saya sampai mendapat mimpi buruk karena melihat gaya joged Sdr. Seharusnya Sdr. Sandra mengganti rugi karena apa yang Sdr. selama ini lakukan telah membuat saya trauma. Ketiga, justru karena Sdr. Sandra tidak ada di acara itulah, saya jadi tergerak untuk joged. Ditambah goyangan Sdr. Chozin memang tidak ada duanya, sehingga memberi inspirasi kepada saya untuk ikut berjoged. Tidak sia-sia Sdr. Chozin menjadi Presiden Joget Dangdut. Demikian tanggapan saya utk Sdr. Sandra.” (Lina Himawan "Ibu Suri" Permias Imut).

Sayangnya, para mahasiswa baru yang tergabung dalam club E-12 belum berani unjuk kebolehan dalam bergoyang. Dalam email yang dikirimkan ke jemaat Permias, Lutfan, salah satu anggota E-12 asl ITS, Surabaya ini menyampaikan: ”....terima kasih sebanyak-banyaknya buat "party" dan sambutan khusus dari permias tadi malem,,,,maaf kalau kami masih malu2, he... tapi kami bener2 merasa senang...kapan2 kita main opas lagi mbak Arin! (Lutfan).

Ke depan, diperkirakan goyang dandhut akan menjadi menu utama setiap acara Permias Athens. Selain lebih mudah dilakukan, dangdhut merupakan warisan bangsa yang perlu dilestarikan. Meskipun tinggal jauh dari tanah air, Permias tidak akan melupakan goyang dangdhut. Sekali dangdhut tetap dangdhut,....mari kita goyang Athens dengan dangdhut.


Monday, April 14, 2008

Sandra Akan Bicara Mengenai Media di Indonesia

Our first meeting of the quarter will be this coming Tuesday at 5:30 in the Yamada House Seminar Room (come to the back door). Leading the series off for the quarter will be Sandra
Nahdar. Sandra will talk about how the foreign media get news in Indonesia. He will explain the role of Fixer and assistant journalists in helping a foreign journalist work in Indonesia. He has worked to develop a stories for newspapers, tv, and radio. We are excited to see you all on Tuesday. (there may be pizza, but I'm not confirming this rumor:)

Who: Sandra Nahdar
Where: Yamada International House Seminar room (back
door)
When: Tuesday, April 15th: 5:30 - 6:45
What: Media and Journalism in Indonesia

Southeast Asian Night Market

Come experience Ohio University's 1st Southeast Asian Night Market. Sample
authentic cuisines typical to a night market atmosphere, participate in
traditional games, and watch Ohio University students perform traditional
dances, songs, puppet shows, and more from the different countries and cultures
of Southeast Asia.

MARKET DETAILS:
Saturday, April 19, 2008
Baker Ballroom
5:00 - 8:00 pm

Tickets are $5 and will be available for purchase on the first floor of Alden
Library, the ISFS office in Baker Center, and the Yamada House beginning on
April 14th.
Join the fun, get your tickets early, and send your senses on a trip around the
globe!

Tuesday, April 08, 2008

Spring has Sprung: Inilah Agenda Permias di Spring Quarter 2008

Menyambut datangnya Spring 2008 yang menggugah suasana hati untuk selalu riang gembira, Arin (president Permias Athens), sejak dini sudah memberikan remainder kepada warganya tentang rencana kegiatan-kegiatan Permias. Berikut rancanan program-program Permias Athens selama Spring 2008:

1. Sambutan buat mahasiswa baru, Rabu (9/4/08) jam 7 pm @baker ballroom center.
Bwat yang penasaran sama temen2 baru kita kaya apa rupa rupinya...monggoo jangan malu2,,,,(ppssstt. ...ada makanan gratis loowhhh)

2. SEA night market : 19 April 2008, 5-7pm @baker ballroom center
Bwat yang pengen ikutan partisipasi (baca: bantu2...hehhehe. ..tapi gak sampe jadi babu ko,,,paling jadi upik abu??)heuheue .... koordinatornya : Brian...utk kapten masak : Tsuy...utk kapten booth : Efka... bwat volunteer... harap langsung daftar ke orang2 ybs...hehehe. Kita bakalan jualan makanan...kalo gak salah bakso tahu...(slurrppp. ...enakk ) sama gorengan...( ubi...hmmm. ..abis itu jangan pada deket2,,takut tiba2 ada yang mengeluarkan bunyi2an,,,hihi)

3. Colombus night : 26 April 2008 @OSU colombus.
Rencananya tim samaners (baca: pasukan bodrex) kita akan tampil di acaranya yg diadain sama permias colombus...mudah2an jadi...ada yang mau ikut??hehe.. .jadi suporter??lumyan bwat tim hore2...(psstt. ..tapi biaya ditanggung sendiri yaa??)

4. International Week : 11 -17 May 2008

5. International Street Fair : 17 May 2008

Sebagai tambahan: tanggal 16 mei 2008, bakalan ada acara Relay for Life, yaitu sebuah acara fundraising untuk penderita cancer di AS. Dua taun yang lalu Permias Athens pernah punya tim sendiri yang khusus berpartisipasi dalam acara tersebut. Apakah dari temen2 permiasa ada yang ingin bentuk tim dan ikutan acra ini??

Monday, April 07, 2008

PERMIAS will Perform Saman Dance at the Southeast Asian Night Market

The Indonesian Student Association (PERMIAS) will perform Saman Dance at the the Ohio University's first Southeast Asian Night Market on Saturday, April 19, 2008 at 5:00pm - 8:00pm in Bake Center Ballroom.

Come experience Ohio University's first Southeast Asian Night Market. Sample Southeast Asian Night Market is a sample authentic Southeast Asian cuisines typical to a night market atmosphere, participate in traditional games and other activities, watch Ohio University students perform traditional dances, songs, puppet shows and more from the different countries in Southeast Asia.

Tickets are $5 and will be available for purchase on the first floor of Alden Library, the ISFS office in Baker Center, and the Yamada House beginning on April 12th.

OU Kedatangan 12 Mahasiswa Indonesia Lagi

Athens (6/4/2008). Mengawali Spring Quarter ini, Ohio University kembali kedatangan 12 mahasiswa dari Indonesia. Mereka datang ke OU dalam rangka program kursus bahasa Inggris di OPIE (Ohio Program of Intensive English) dengan biaya dari the US State Department. Mereka akan mengikuti program kursus selama 8 minggu dan akan kembali ke Indonesia tanggal 1 Juni 2008. Berikut kutipan report dari Eko Junor kepada Permias:

"....Karena para Permias junior tadi latihan Saman (dan para Permias senior ngurusin hantu lt.2 Alden??) maka Permias Junor yang mengikuti rangkaian kegiatan hari ini. FYI, tadi orang-orang OPIE yang ngurusin itu adalah Lindsay, Heather, dan Emily.

Tadi sih masih keliatan yang muka-muka jetlag, tapi yang bikin malu sebenernya ada beberapa yang telat bangun dan gak diingetin oleh temen-temannya. Karena itu kita nunggu dua kali: di depan Scott Quad dan di depan Bromley, bersama para pengurus OPIE! Jadi aku terpaksa menghimbau tadi untuk jangan bikin malu nama Indonesia, dan agar saling mengingatkan/ membangunkan.

Masalah kedua yang muncul tadi adalah mereka pada semangat 4000 utk menelfon keluarganya masing2, dan akhirnya nyadar bahwa setiap kali kirim SMS ke Indonesia biayanya juga Rp.4000 atas pulsa mereka! So I told them kalo udah di sini jangan foya2 menelfon dan SMS. Aku saranin utk manfaatin "teknologi Singgih" di sini berupa internet gratis (yg juga ada di undergrad dorms katanya), jadi pake YM atau Skype.

Tapi teuteup mereka bersikeukeuh utk "nelfon pake kartu internasional aja deh!" Waktu di Walmart aku sodorin yang $10 (150minutes within the US), tapi mereka takut kalo $10 itu nanti cuma dapet kurang dari 100 menit (ya iyalaaah, kata gue). Bahkan ada yang polosiwati (padahal cowok): "emang biayanya lebih mahal ya kalo nelfon ke Indonesia?" Aku serasa mau pingsan, tapi akhirnya aku mengingatkan dengan halus bahwa sekarang kita "half way around the world", dan "sekarang loe tau biaya telfon di Indonesia murah... Rp.0.0000000001/ detik." Eh, itu mah iklan XL ya?

[FYI mereka berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Papua dan Aceh. In other words, their familiarity to technology/instant messaging/Skype may differ a lot. Their larger group disebar ke 7 kampus di AS, tapi aku bilang mereka beruntung ke OU yang kampusnya cantik, segalanya serba dekat, dan relatif aman]

Selanjutnya utk mencari solusi, I brought them to the prepaid cards yang udah dapet telfon gratis, tapi mereka mintanya yang GMS card doank. Aku bilang nggak ada, dan aku tambahin: "kalo org2 Indonesia yang udah 2 tahun di sini aja pake telfon+kartu beginian, pasti ada artinya khan?". And after all that... mereka malah pulang tangan hampa! Sampe si Heather guru OPIE juga heran, waktu di mobil on the way home dia liat gak satupun yang beli intl calling card maupun prepaid card.

Bersama ini aku ajak teman2 utk membantu mereka dlm berbagai hal, terutama utk yang telat melulu (ada 2 yg disinyalir lelet kronis) dan utk solusi mereka melepas kangen sama Tanah Air. Emang sih baru beberapa hari yang lalu mereka masih di Indonesia, tapi Senin udah placement tes TOEFL dan Selasa udah kuliah. Seharusnya udah gak ada lagi tuh pikiran terpecah, apalagi yang rekanannya State Dept itu (Rebecca, seniornya si Oni temennya Farid dkk) yang ngingetin bahwa setiap nilai dan tingkat kehadiran mereka akan dilaporkan ke Washington DC karena mereka dibayarin oleh "American taxpayers' money". Nah lho...!”